Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan peta Pilgub Jawa Timur (Jatim) 2024 bakal menarik jika mencermati para calon yang sudah mendaftarkan diri maju sebagai bakal cagub dan cawagub. Menurut Saidiman, Khofifah Indar Parawansa yang secara elektabilitas saat ini sangat kuat, tak boleh menganggap remeh para rivalnya, yakni Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah.
“Pilgub Jawa Timur menarik. Walaupun Khofifah populer, tetapi calon lawan dia juga tidak bisa dipandang sebelah mata,” ujar Saidiman seusai mengikuti FGD politik bertajuk “Menguak Peta Kekuatan Calon Pilkada di 6 Provinsi Strategis” di kantor B-Universe PIK 2, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Saidiman mengatakan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang diusung PDIP bakal menjadi rival kompetitif dari Khofifah di Pilgub Jatim 2024. Dia menyebutkan dua alasan, yakni pertama Risma diusung oleh PDIP yang memiliki basis pemilih yang kuat di Jatim.
“Basis pemilih PDIP cukup besar, mereka selama ini kalau tidak nomor satu, yah nomor dua, sangat besar pemilihnya. Jadi, pemilih nasionalis di Jawa Timur itu, itu secara tradisional sangat kuat,” tandas dia.
Alasan kedua, kata Saidiman, kinerja Risma tak perlu diragukan lagi khususnya selama menjadi wali kota Surabaya. Menurut dia, faktor kinerja atau prestasi calon kepala daerah akan menjadi daya tarik bagi pemilih rasional di Jatim.
“Aspek rasionalnya, kalau kita lihat pada pemilih rasional, memilih karena kinerja. Bu Risma ini adalah mantan wali kota Surabaya yang sangat populer, sangat penting, approval rating sangat tinggi, bahkan untuk Pilgub Surabaya hampir tidak punya lawan, kemenangan sangat besar,” jelas dia.
Selain Risma, kata Saidiman, Khofifah juga tak boleh anggap enteng kandidat dari PKB Luluk Nur Hamidah. Pasalnya, PKB merupakan partai pemenang Pileg di Jatim dan PKB merupakan representasi dari NU.
“Calon yang diajukan PKB tak bisa dipandang sebelah mata. Sekarang ini kan PKB pemenang Pileg di sana, dan PKB adalah partai representasi NU dan kita tahu NU Jawa Timur sangat besar, asumsi kami 40-50 persen,” tutur dia.
Dengan kondisi seperti itu, kata Saidiman, suara NU Jawa Timur bakal pecah karena tidak terpusat pada Khofifah yang merupakan ketua umum Muslimat NU. Meskipun, Saidiman mengakui, dukungan NU Jatim masih kuat ke Khofifah.
Sumber : beritasatu.com